30 November 2009

Saat Kau Berumur

notes ini aku cpy paste juga dr milis tetangga. sedih aja bacanya. teringat mama yang jauuuuhhh disana. fiiuhhh...lagi apa yahhh mama skrg? semoga mama sehat2 selalu. amin

Ketika usiamu 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu. Tetapi, kau malah menangis sepanjang malam.
Ketika usiamu 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan. Tetapi, kau malah kabur saat dia memanggilmu.
Ketika usiamu 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang. Tetapi, kau malah buang piring berisi makanan itu ke lantai.
Ketika usiamu 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna. Tetapi, kau malah coret-coret dinding rumah dan meja makan.
Ketika usiamu 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah. Tetapi kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.
Ketika usiamu 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah. Tetapi, kau malah berteriak, "Nggak mau!"
Ketika usiamu 7 tahun, dia membelikanmu bola. Tetapi, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.
Ketika usiamu 8 tahun, dia memberimu es krim. Tetapi, kau malah tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.
Ketika usiamu 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus pianomu. Tetapi, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.
Ketika usiamu 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja. Tetapi, kau malah melompat keluar mobil tanpa memberi salam.
Ketika usiamu 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop. Tetapi, kau minta dia duduk di baris lain.
Ketika usiamu 12 tahun, dia melarangmu menonton acara TV khusus orang dewasa. Tetapi, kau malah menunggunya sampai dia keluar rumah.
Ketika usiamu 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya. Tetapi, kau malah katakan dia tidak tahu mode.
Ketika usiamu 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan. Tetapi, kau tak pernah meneleponnya.
Ketika usiamu 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu. Tetapi, kau malah mengunci pintu kamarmu.
Ketika usiamu 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya. Tetapi, kau malah pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.
Ketika usiamu 17 tahun, dia sedang menunggu telepon penting. Tetapi, kau pakai telepon nonstop semalaman.
Ketika usiamu 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA. Tetapi, kau malah berpesta dengan temanmu hingga pagi.
Ketika usiamu 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama. Tetapi, kau malah minta diturunkan jauh dari pintu gerbang.
Ketika usiamu 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian ini?" Tetapi kau malah menjawab, "Ah cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"
Ketika usiamu 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Tetapi, kau katakan "Aku tidak ingin seperti Ibu."
Ketika usiamu 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi. Tetapi, kau malah bertanya, "kapan kau bisa ke Bali?"
Ketika usiamu 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furnitur untuk rumah barumu. Tetapi, kau malah ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furnitur itu.
Ketika usiamu 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana-nya di masa depan. Tetapi, kau malah mengeluh, "Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?"
Ketika usiamu 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahamu. Tetapi, kau malah pindah ke kota lain yang jaraknya 500 km.
Ketika usianu 30 tahun, dia memberikan beberapa nasihat bagaimana merawat bayimu. Tetapi, kau malah berkata, "Bu, sekarang zamannya sudah berbeda!"
Ketika usiamu 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Tetapi, kau malah menjawab, "Bu, saya sibuk sekali,nggak ada waktu."
Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, hingga mereka datang menghantam hatimu bertubi-tubi bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI!

Pernahkah kau menyelami perasaan Ibundamu. mencoba mengerti apa yang beliau rasakan saat ini. Atau, bisakah kau mencoba hanya untuk sekedar merabanya? Ya, merabanya. Mungkin dengan begitu kau bisa merasakan setiap getar perubahan rasa dan jiwa yang dialaminya. Mungkin saat ini beliau tengah gelisah menunggumu pulang dari sekolah. Mungkin beliau khawatir akan pergaulanmu yang tanpa pilih-pilih teman. Atau gelisah dengan biaya sekolahmu yang tak sanggup ditanggungnya lagi. Dan masih banyak seribu kemungkinan yang lain.
Ketahuilah, kau bisa membahagiakan beliau. Kau bisa berbakti dengan kasih sayang. Walau kasih sayang yang dimilikinya takkan sanggup kau tandingi, namun kau bisa memberikan penghormatan dan perhatian. Kau bisa membantunya menuntaskan pekerjaan rumah tangga yang menyita waktunya. Atau menjadi mentarinya, menjadi rembulannya, menjadi bintang cemerlang. Kau bisa menjadikan hasil studimu sebagai kebanggaannya. Kau bisa menjadikan kesungguhanmu menjadi obat dari kekhawatirannya.
Jika kau bisa menjadi pendengar yang baik bagi sahabat-sahabatmu, kenapa untuk Ibu, kau enggan melakukannya?

0 comments: