9 December 2009

"Matahari lagi bobok"

Akbar (4 tahun), anakku yang pertama, selalu bertanya tentang segala hal. apa saja ia tanyakan kepada ayah bundanya. Kenapa begini, kenapa begitu. Akbar selalu bersifat kritis dalam menjawab semua pertanyaan maupun jawaban yang kami sampaikan. Akbar tidak cepat puas dalam menerima jawaban yang kami berikan.
Hingga suatu pagi, pada saat suamiku mengantar akbar ke sekolah, akbar bertanya kepada suamiku yang kemudian dijawab dengan sekena nya saja oleh suamiku (karena kata suamiku, pada saat akbar bertanya, pikiran suamiku lagi dipenuhi oleh berbagai macam permasalahan termasuk masalah risetnya). Setelah aku mendengarkan cerita dari suamiku, aku tertawa. Hhhhh......bisa kacau niy kalo suamiku menjawab dengan asal2an. bisa-bisa nanti Akbar akan bercerita di sekolah, di depan guru dan teman-temannya. wahh....yang ada mereka semua akan bengong mendengar cerita akbar (yang sumbernya dari si ayah, yang menjawab dengan asal-asalan).
Kurang lebih begini dialog antara akbar dan ayahnya:

Di negara-negara subtropis, di musim dingin, waktu gelap lebih lama dari waktu terang. Jam 8 pagi seperti jam 5.30 pagi (wkt ind). Sepanjang perjalanan mengantar anakku (Akbar) ke sekolah.

Akbar: "yah, kok masih gelap ya? mataharinya kemana ya, yah?"
Gw: (krn pikiran gw isinya macem2, ya riset lah, kasus bank centrury lah dan memikirkan bagiamana nasib bangsa ini kedepan :D) akhirnya gw jawabnya ngasal. " Mataharinya lagi bobok, nak, belum bangun"
Akbar: "pake selimut ya, yah?"
Gw: diem sebentar. "iya pake selimut"
Akbar : "kalo udah bangun, nanti mataharinya sekolah nggak, ya yah?"
Gw : §$$%$%&/(())=?@@@

0 comments: